Terlahir Jadi Anak Terakhir

Terlahir jadi anak terakhir atau biasa di sebut anak bungsu kata nya enak, apakah benar?

Setiap anak yang lahir di dunia tidak bisa memilih akan terlahir jadi anak ke berapa, mau menjadi anak sulung, tengah atau bungsu itu sebuah takdir yang sudah di gariskan. Mungkin kalau saja bisa memilih dengan melihat suka dan duka nya kita bisa bebas memilih tetapi ketahuilah mau terlahir jadi anak ke berapa pun semua sama, punya tanggung jawab masing-masing.

Aku sendiri terlahir jadi anak terakhir (bungsu) dari empat bersaudara perempuan semua, sejak saat itu aku harus bisa terima bahwa keinginanku mempunyai kakak laki-laki harus pupus. Menjadi anak terakhir sebuah anugrah, banyak pelajaran hidup yang aku dapatkan dari semua saudara kandungku.

"Kehidupan mereka (kakakku) jadi pelajaran hidup yang sangat berharga, yang membuatku mampu bertahan"

Ketahuilah anak terakhir tidak selamanya di manja, iya yang selalu apa-apa di turutin tapi di balik itu semua ada di mana ia harus di paksa untuk bisa sendiri. 

Termasuk aku sendiri, ketika di berikan tanggung jawab pada kendaraan sendiri aku di tuntut bukan buat memakai nya saja tetapi merawat nya itu paling sulit di saat orang tua jauh.
Ketika kehidupan rumah tangga kakakku yang selalu ada di depan mata itu jadi makanan setiap hari ku, yang membuat aku belajar dan berpikir untuk ke depan nya aku nanti jika sudah berumah tangga tapi tak apa dari itu lah aku belajar banyak hal.

Dari sana lah sudah terlihat suka dan duka nya, inti nya terlahir sebagai anak terakhir tidak selama nya di manja tapi tetap harus bisa jadi anak kebanggaan orang tua dengan ia bisa bangkit menggapai cita-cita nya.

Untuk aku, kamu dan kalian yang terlahir jadi anak terakhir kalian hebat, ayo sama-sama kita patahkan stigma 'anak manja' yang sudah melekat di diri anak terakhir.
Sekian~

Komentar

Postingan Populer